News

Tragedi Pertama di Awal Tahun 2017, 23 Orang Tewas Saat Menumpang Kapal Zahro Express

| Minggu 01 Jan 2017 04:50 WIB | 2832



kondisi kapal Zahro Express pasca_terbakar


MATAKEPRI.COM, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut ada 23 orang meninggal dunia akibat kebakaran Kapal Motor (KM) Zahro Express pada Minggu (1/1/2017) pagi.

Selain itu, ada belasan penumpang lain yang masih hilang, luka-luka, dan selamat pulang ke kediaman masing-masing.

"Meneruskan data dari Pusdalops BPBD DKI, 23 orang meninggal dunia. Tiga korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Atmajaya, 20 lainnya masih dalam perjalanan menuju rumah sakit," kata Sutopo melalui keterangan resminya, Minggu (1/1/2017).

Jumlah penumpang yang dinyatakan hilang ada 17 orang, sedangkan jumlah korban yang mengalami luka ada 17 orang. Adapun 194 penumpang yang dipastikan selamat.

Total penumpang dalam kapal tersebut, jika dijumlah dari data yang dipaparkan, adalah 253 orang.

Namun, berdasarkan lampiran surat izin berlayar KM Zahro Express yang dikeluarkan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Muara Angke, data manifes menunjukkan jumlah penumpang hanya 100 orang.

Para penumpang di kapal tersebut merupakan wisatawan yang hendak menghabiskan masa liburan awal tahun 2017 dengan berekreasi ke Pulau Tidung.

Diduga Terbakar akibat Korsleting Listrik

Penyebab terkabarnya kapal penumpang Zahro Express hingga kini masih terus diselidiki.

Untuk sementara, Kementerian Perhubungan menduga penyebab terjadi kebakaran adalah akibat korsleting listrik di ruang mesin.

"Dugaan sementara, insiden itu kemungkinan besar akibat korsleting di ruang mesin," ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut Tonny Budiono melalui keterangan tertulis, Minggu (1/1/2017).

"Diasumsikan mesin kapal tersebut meledak kemudian terbakar di kamar mesin yang di dalamnya terdapat tangki bahan bakar," kata dia.

Tonny menyebutkan, kapal yang dibuat tahun 2013 dan berbahan fiberglass itu dinyatakan telah laik laut dengan sertifikat keselamatan yang dikeluarkan oleh KSOP Muara Angke yang masih berlaku hingga Juni 2017.

Namun, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai penyebab terbakarnya kapal tersebut, Ditjen Hubla Kemenhub masih menunggu hasil investigasi Komite nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

"Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyerahkan sepenuhnya kepada KNKT untuk dilakukan investigasi lebih lanjut," ucap Tonny.(*/kcm)





Share on Social Media