News

Cuaca Dingin Ekstrim Tewaskan Puluhan Orang Di Negara Ini

| Senin 09 Jan 2017 05:48 WIB | 2883




MATAKEPRI.COM - Musim dingin ekstrem melanda kawasan Eropa hingga menewaskan 10 orang di Polandia. 

Sementara ribuan orang lainnya terjebak di Istanbul, Turki yang diselimuti salju, sedangkan para imigran dan gelandangan semakin hidup menderita.

Seperti dilansir AFP, Senin (9/1/2017), suhu udara dua digit di bawah nol derajat Celcius telah merenggut lebih 30 nyawa dalam beberapa hari di negara-negara Eropa. 

Kebanyakan korban tewas merupakan para imigran serta gelandangan yang tewas kedinginan. 

Hari Minggu (8/1) waktu setempat tercatat sebagai hari paling mematikan selama musim dingin di Polandia, sebabnya suhu udara mencapai minus 20 derajat Celcius. "Kemarin (8/1), sedikitnya 10 orang tewas karena kedinginan," terang Pusat Keamanan Nasional Polandia (RCB) dalam pernyataannya pada Senin (9/1) ini. 

RCB menambahkan, jumlah korban yang terkena hipotermia mencapai 65 orang sejak 1 November 2016 lalu. 

Di Istanbul, Turki, hujan salju yang cukup lebat terus melanda untuk ketiga harinya berturut-turut hingga melumpuhkan lalu lintas. 

Ratusan penerbangan di Istanbul dibatalkan sedangkan aktivitas kapal-kapal di Selat Bosphorus terhenti.

Di ibu kota Skopje, Macedonia, seorang pria gelandangan berusia 68 tahun ditemukan tewas kedinginan. Sedangkan di Serbia, suhu udara di kota Sjenica dilaporkan mencapai minus 33 derajat Celcius.

Lalu lintas kapal di Sungai Danube dan Sara di Serbia juga terhenti. Para imigran di ibu kota Belgrade berlindung di sebuah gudang dekat stasiun kereta setempat. 

Mereka menolak kamp pengungsian yang disediakan otoritas setempat, karena takut dideportasi.

"Sangat sulit, khususnya saat malam. Saya menunggu diri sini selama 3 bulan dan tidak tahu kapan bisa melanjutkan perjalanan saya," tutur imigran asal Afghanistan, Niamat, yang baru berusia 13 tahun. Suhu udara di Belgrade mencapai minus 15 derajat Celcius saat malam hari.

"Tidak ada yang membantu kami, ini sangat dingin dan saya khawatir bagaimana kami bisa bertahan," timpal imigran lainnya bernama Ismail yang berusia 16 tahun.

Suhu udara di Moskow, Rusia, dilaporkan mencapai 7 derajat Celcius hingga minus 20 derajat Celcius. Sedangkan di Yunani dan Italia, cuaca dingin ekstrem juga melanda masing-masing wilayah sepekan terakhir. 

Beberapa imigran dilaporkan tewas akibat hipotermia. Yunani yang menampung lebih dari 60 ribu imigran, mengevakuasi mereka di rumah sementara dan tenda yang dilengkapi pemanas.(*)




Share on Social Media