Batam, News

Kondisi Pesisir Batam Menyedihkan, Segera Temukan Kapal Pengangkut Sampah Laut

| Minggu 12 Mar 2017 15:02 WIB | 4837

Pencemaran
Lingkungan Hidup


Kondisi laut di pesisir Tanjung Uma yang sangat memprihatinkan. Sumber Foto: esont.wordpress.com



MATAKEPRI.COM, Batam - Kondisi laut Batam yang dipenuhi sampah sangat mencemaskan. Kota ini membutuhkan kapal pengangkut sampah di laut, untuk menyisir berbagai macam limbah yang mengapung dan tersangkut di sepanjang tepi laut.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam Dendi Purnomo di Batam, Minggu (12/3) menyatakan, saat ini pemerintah baru memiliki dua kapal kayu pengangkut sampah di sekitar Perairan Tanjungpinggir dan Perairan Bengkong, padahal sampah bertebaran nyaris di penjuru pulau berbentuk kepala jengking itu.

"Laut kita banyak sampah, terutama di kawasan pesisir yang ada pemukiman," kata dia.

Dinas Lingkungan Hidup telah mengusulkan pengadaan kapal kayu pancung pengangkut sampah pada APBD 2018.

"Kami usulkan setiap kecamatan ada kapal pancung," kata Dendi seraya berharap pengajuan itu disetujui.

Sampah yang bertebaran di laut, kata dia, kebanyakan berasal dari sampah rumah tangga yang dibuang ke laut. Sebagian lainnya merupakan kiriman dari kapal yang labuh jangkar di tengah laut dan daerah lain dan terbawa arus laut ke pantai-pantai dan pinggir laut.

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak lagi membuang sampah ke laut, melainkan mengumpulkannya ke suatu lokasi, agar bisa dikelola pemerintah dan dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir.

Sementara itu, pelataran pulau tujuan wisata, Pulau Belakangpadang Kota Batam Kepulauan Riau, dipenuhi sampah, mulai dari bibir pelantar di pelabuhan hingga ke sekitar pasar rakyat dan lapangan Lang Lang Laut.

Seorang pengunjung, Margareta menyayangkan tumpukan sampah di pulau yang menjadi tujuan pariwisata lokal dan internasional itu.

"Sampah seolah-olah menyambut pengunjung yang baru tiba di pulau. Kesan penyambutan sangat negatif," kata Margareta.

Sekretaris Camat Belakangpadang, Wagiman mengakui kesulitan mengangkut sampah berserakan di pinggir pulau yang berseberangan dengan Singapura itu. "Kami tidak ada kapal untuk menyisir sampah. Kapal yang ada rusak," kata Wagiman.

Sampah, yang umumnya sampah plastik terlihat menumpuk hingga membentuk gundukan bersama kayu-kayu lapuk di ujung pasar. Tumpukan bahkan terlihat saat air pasang. n4-rus





Share on Social Media