News, Ekonomi

Ratusan Ribu Etnis Rohingya Dihantui Kelaparan

| Jumat 08 Sep 2017 10:21 WIB | 1861




MATAKEPRI.COM, Dhaka - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan akan ada lebih dari 300 ribu warga Rohingya yang menyeberang menuju Bangladesh.

Hinggi kini, relawan PBB di perbatasan Bangladesh, Cox Bazar mengestimasi sejak krisis kemanusian Rohingya berlangsung 12 hari lalu, telah 146 ribu warga Rohingya yang kabur ke negara itu.

Seorang pekerja PBB namanya tak mau diungkapkan setuju, bisa saja angka 300 ribu pengungsi terwujud. Apalagi, angkatan bersenjata Myanmar dalam beberapa hari lalu masih melakukan operasi militer.

Tetapi, dia menggarisbawahi estimasi tersebut hanya bakal terwujud jika ada skenario terburuk menimpa warga Rohingya.

Perkiraan jumlah itu menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Terutama soal sedikitnya persedian makanan untuk para pengungsi.

"Mereka menderita kekurangan nutrisi, mereka telah terputus dari asupan makanan normal selama lebih dari sebulan," ucap Juru Bicara Badan Program Makanan Dunia (WFP) Bangladesh, Dipayan Bhattacharyya, seperti dikutip dari Channel News Asia, Kamis (7/9/2017).

Sampai sekarang, diakui Bhattacharyya telah banyak lembaga internasional yang bersedia memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingya. 

Dari prediksi yang telah dihitung WFP, mereka membutuhkan dana saat ini mereka membutuhkan dana sebesar US$ 13,3 juta. Uang tersebut digunakan untuk menyediakan biskuit energi serta makanan pokok seperti beras untuk persediaan empat bulan.

Oleh sebab itu, dirinya memohon lembaga internasional yang berniat membantu untuk segera mengirimkan bantuannya.

"Jika (bantuan) tidak cepat datang, maka kita bisa melihat para pengungsi satu sama lain berkelahi memperebutkan makanan, dan angka kriminal pun akan naik, kekerasan terhadap perempuan dan anak juga naik," sebutnya..

Dari prediksi yang telah dihitung WFP, mereka membutuhkan dana saat ini mereka membutuhkan dana sebesar US$ 13,3 juta. Uang tersebut digunakan untuk menyediakan biskuit energi serta makanan pokok seperti beras untuk persediaan empat bulan.

Oleh sebab itu, dirinya memohon lembaga internasional yang berniat membantu untuk segera mengirimkan bantuannya.

"Jika (bantuan) tidak cepat datang, maka kita bisa melihat para pengungsi satu sama lain berkelahi memperebutkan makanan, dan angka kriminal pun akan naik, kekerasan terhadap perempuan dan anak juga naik," sebutnya.***



Share on Social Media