Nasional , Kesehatan

Ethno-wellness, Budaya Kesehatan Indonesia dan Warisan Para Ahli Pengobatan

Juliadi | Jumat 20 Nov 2020 22:22 WIB | 2523

Kesehatan


Ketua Presidium Baskara


MATAKEPRI.COM JAKARTA -- Ketua Presidium Barisan Masyarakat Anti Kekerasan (Baskara) menyatakan bahwa setiap hari kita dipenuhi dengan berita kepongahan Rumah Sakit (RS) yang seolah kebal hukum dan mampu menginjak-injak wibawa institusi resmi Republik Indonesia.


Dan seolah-olah budaya Arab versi dia lebih agung daripada kekayaan budaya bangsa Indonesia yang secara nyata menjadi kebanggaan bangsa dan dikagumi dunia,  serta seringan angin bertiup dengan seenaknya melontarkan berbagai issue yang secara sepihak mengatasnamakan Islam.


“Sang dewa” pujaan hati saudara-saudara kita yang keblinger dengan jargon-jargon seolah  bela agama dan bela ulama itu, dengan penuh semangat memainkan drama sesuai dengan pesanan dan arahan bohir.


Entahlah stok “bensin” bohir itu akan sampai kapan dan sampai sejauh mana akan bertahan. Karena itu, bagaimanapun, kita tentunya mendukung penuh Presiden dan Pemerintahan Republik Indonesia yang sah untuk memenangkan “medan persilatan” yang serupa dengan film Mandarin yang cukup seru.


Selanjutnya Lourda menjelaskan, saya ingin fokus membahas dampak “kesaktian dewa dunia hitam” ini pada bidang keahlian saya, yaitu Wellness Spa.


Di masa pandemi COVID-19 ini, satu-satunya penyelamat kita adalah anti-body.


Sebagian cara untuk meningkatkan anti-body yang sudah sering disosialisasikan seperti vitamin C, vitamin D, sayuran, protein, berjemur, olah raga dan ramuan herbal tertentu. Upaya lain yang baru setengah jalan sosialisasinya adalah minum 2 liter air/hari, olah raga dan olah pernafasan, serta rileksasi.


"Sebagian upaya lain yang belum diangkat adalah dengan melancarkan peredaran darah guna meningkatkan metabolisme tubuh yang akan merangsang produksi anti-body. Upaya preventif kesehatan ini, kita sebut saja “jurus silat Wellness,” imbuh  Lourda.


Selanjutnya dia menjelaskan, bahwa Ethno-wellness Indonesia yang merupakan budaya kesehatan Indonesia, kearifan lokal warisan para ahli pengobatan (ini tukang obat juga, pakai doa, tapi bukan jargon- jargon tukang obat dari sana itu) dan para ibu kita di jaman baheula yang tertinggal belum disosialisasikan.


Wellness Spa adalah konsep kesehatan preventif yang sangat berguna untuk kebersihan tubuh, meningkatkan imunitas dan pembentukan anti-body.


Lourda juga mengungkapkan keprihatinan bahwa sudah 8 bulan usaha Wellness Spa tidak boleh buka. Sejak bulan April 2020, AKB yang memuat segala upaya pencegahan dari sisi pelanggan, petugas pelaksana dan usaha sudah dipikirkan.


Bersamaan dengan kegunaan Wellness Spa, AKB ini sudah kami jajakan ke berbagai instansi. Bahkan Kementerian Kesehatan heran bahwa dengan manfaat yang ditimbulkan dan AKB yang ketat, kenapa usaha Wellness Spa tetap tidak diperbolehkan buka. Kementerian teknis terkait enggan paham.


Mungkin Wellness Spa India dan Wellness Spa Turki lebih mempesona, Dinas Pariwisata lempar bola ke Satgas, Satgas lempar bola lagi ke kementerian teknis. DPR Komisi X paham dan setuju dengan pengobatan warisan nenek-moyang ini.


"Dan bola kembali saya gelandang ke kanan dan kiri serasa dansa rumba," ucapnya.


Dari hari ke hari terus terdengar engahan nafas teman-teman UKM, IKM dan para pekerja bidang ini. Delapan bulan berjalan tanpa mendapatkan bantuan apapun walau telah mengisi berbagai macam formulir.


Dan tiba-tiba terjadi pertunjukan pengerahan massa ke Bandara Soekarno-Hatta yang menimbulkan berhentinya sebagian kegiatan publik dan berakhir dengan kerugian ekonomi yang cukup membuat patah hati. Tak selesai disana, lanjut dengan pesta ribuan orang di Petamburan yang lancar jaya dengan bantuan 20 ribu lembar masker dari institusi yang selama ini saja tidak cukup baik mendukung program2 dan kebutuhan para relawan.


Puluhan bahkan ratusan ribu pekerja industri Wellness Spa tidak mendapatkan bantuan rapid test, bantuan training, bahkan bantuan apapun walau sudah mengisi data pada tautan (link) yang disediakan. Ribuan pengusaha bidang ini juga tidak mendapat bantuan apapun.


Sekali lagi, walau sudah 8 bulan tetap belum ada kabar atau arahan semestinya, padahal AKB sudah disiapkan oleh Wellness & Healthcare Entrepreneur Association (WHEA) bekerja-sama dengan Indonesia Wellness Spa Professional Association (IWSPA) dan Indonesia Wellness Master Association (IWMA) sejak 5 bulan yang lalu. Sekali lagi, Kementerian Kesehatan pun heran kenapa Wellness Spa tidak juga diijinkan untuk buka mengingat fungsi dan peran lembaga ini dalam membantu mengatasi ancaman virus COVID-19 (sementara vaksinnya belum tersedia), pemulihan ekonomi nasional pada umumnya dan kebangkitan pariwisata pada khususnya melalui sub-sektor Ethno-wellness Tourism.


“Kami para pengusaha kecil Ethno-wellness Indonesia harus menyaksikan pertunjukan panggung yang maha tragis,” tegasnya.


"Kami paham sulitnya menahkodai kapal yang penuh dengan ambisi 2024. Dengan air mata yang telah kering, dengan perut yang lapar, dengan bahaya pandemi yang masih terus mengancam, kami dukung sepenunya Presiden Republik Indonesia, presidennya rakyat Indonesia. Maju terus pantang mundur, Pak. Kami UKM dan IKM Wellness Spa akan terus bertahan dan berupaya untuk terus berkarya, dalam nama Tuhan Yang Maha Esa," tutup Ketua Presidium Baskara. (Ril) 



Share on Social Media