| Kamis 02 Feb 2017 13:31 WIB | 2510
MATAKEPRI.COM, Jakarta - Presiden Joko Widodo ingin agar dunia pendidikan bisa
menyiapkan sumber daya manusia yang siap pakai dan bisa memajukan
ekonomi. Namun kini jurusan-jurusan di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) hingga perguruan tinggi dianggap tak mengikuti perkembangan
zaman.
"Saya lihat, jurusan-jurusan yang ada sama saja di
universitas. Mohon maaf kalau di SMK saya lihat jurusannya dari saya
kecil misalnya jurusan mesin, jurusan bangunan, jurusan listrik. Ya
itu-itu saja saya lihat. Padahal dunia sudah berubah cepat sekali," kata
Jokowi dalam pembukaan Konferensi Forum Rektor Indonesia 2017, di
Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Kamis
(2/2/2017).
Perlu ada percepatan dalam memperbaharui kemampuan
sumber daya manusia. Tentu konteksnya harus sesuai dengan kondisi
terkini. Jokowi usul agar jurusan-jurusan di SMK bisa lebih inovatif,
contohnya jurusan khusus membuat video blog alias vlog yang juga banyak
digandrungi akhir-akhir ini lewat internet.
"Mestinya jurusannya
misalnya jurusan mengenai jaringan IT, misalnya membuat video blog, kan
gitu dong, jurusan membuat aplikasi-aplikasi, jurusan animasi misalnya,
yang 'in' gitu," kata Jokowi.
Perlu kepekaan menangkap hal-hal yang sedang 'in' alias sedang banyak
diperhatikan masyarakat akhir-akhir ini, termasuk dalam berinovasi dalam
dunia pendidikan. Tak hanya dalam tataran SMK, dalam tataran
universitas juga didorong Jokowi untuk lebih inovatif.
"Di
Universitas juga misalnya harus mulai mengubah hal-hal yang berkaitan
dengan jurusan. Kenapa tidak ada jurusan logistik yang sangat dibutuhkan
sekarang ini, jurusan retail, jurusan khusus mengenai toko online,"
tutur Jokowi.
Acara ini dihadiri Ketua Forum Rektor Indonesia
Suyatno, para rektor perguruan tinggi negeri dan swasta seluruh
Indonesia, juga sejumlah menteri yang hadir. Tema acara ini adalah
'Mewujudkan Amanat Konstitusi Pendidikan Nasional'.
Dan tak kalah
penting, perhatian dunia terhadap masalah krusial juga harus disikapi
oleh kalangan cerdik pandai ini. Kini dunia sedang menghadapi problem
terorisme dan radikalisme. Jokowi usul agar ada jurusan terorisme dan
radikalisme untuk mengkaji permasalahan ini secara ilmiah dan sampai ke
akar-akarnya.
"Tantangan ke depan saya kira ya sangat berat.
Hampir semua negara menempatkan pada ranking yang pertama, mengenai
terorisme dan radikalisme. Mengapa tidak ada jurusan (anti) terorisme
dan radikalisme? Karena sekarang semua bergerak cepat sekali," tutur
Jokowi.