News

Cerita Pilu Keluarga Korban Kebakaran Gudang Kembang Api

| Sabtu 28 Oct 2017 11:30 WIB | 2381




MATAKEPRI.COM, Jakarta - Sejumlah orang terus mendatangi Posko Antemortem korban ledakan dan kebakaran gudang kembang api PT Panca Buana Cahaya di Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur. Kedatangan mereka guna mencari informasi keluarganya yang diduga menjadi korban kebakaran.

Salah satunya, seorang pria bernama Ano (49), yang mencari putranya Gugun Gunawan (17). Sang anak bekerja di pabrik yang terbakar pada Kamis 26 September 2017 itu.

"Saya datang ke sini mau cari tahu informasi anak saya. Saya belum dapat kabar, sudah saya telepon dari kemarin enggak aktif ponselnya. Dia bekerja di pabrik, makanya saya datang ke sini," ujar Ano di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Jumat (27/10/2017).

Wajah Ano terlihat cemas mencari informasi keberadaan putra keenamnya tersebut. Putranya, sudah empat bulan bekerja di pabrik tersebut.

"Saya tahunya dia bekerja sudah empat bulan di pabrik. Saya punya delapan anak. Gugun ini anak keenam," ucap dia.

Dia mengatakan telah memberikan identitas kartu keluarga kepada petugas posko pengaduan rumah sakit. Ciri-ciri sang putra juga sudah disampaikan.

"Ciri-ciri putra saya kulitnya putih sama rambutnya kriting pendek," kata pria ini.

Ano mengatakan, dia hanya mengetahui jika anaknya ingin bekerja di sebuah pabrik di daerah Tangerang.

"Kami masih disuruh menunggu. Belum tahu sampai kapan, yang penting petugas sudah memiliki data anak saya," tutur dia.

Dia berharap, pihak rumah sakit dapat mengidentifikasi putranya bila memang menjadi korban kebakaran. Dia mengaku pasrah dan berserah kepada Allah SWT.

Ano merupakan warga Desa Batu Layang, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pria yang memiliki delapan anak ini mengetahui informasi kebakaran pabrik kembang api dari kepala desa tempatnya tinggal.

"Saya dapat kabar itu dari Pak Kades tempat saya tinggal. Saya didampingi sama Pak Kades," jelas dia.

Kisah pilu lainnya datang dari seorang bocah berusia 10 tahun. Bocah bernama Seno itu kebingungan mencari ibunya yang diduga korban kebakaran.

Dia datang ke RS Polri Kramatjati bersama sang ayah dan kakaknya untuk mencari tahu keberadaan ibunya yang bekerja di pabrik petasan tersebut.

"Ke sini sama bapak, sama mpok (kakak). Dari Salembaran, Tangerang Kabupaten," ujar Seno di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (27/10/2017).

Dia bercerita kalau sang ibu yang bernama Sani baru sekitar tiga minggu bekerja di pabrik petasan itu. Sang ibu, kata Seno, bekerja di pabrik tersebut tidak sendiri.

"Kalau kerja di pabrik petasan baru 3 minggu. Itu ibu enggak sendiri kerja, ibu sama mpoknya ibu saya, masuknya bareng kerja di pabrik, belum ketemu," kata dia.

Seno yang masih duduk di bangku kelas 6 SD ini mengaku belum mendapat kabar dari rumah sakit.

"Ke sini mau tanya soal ibu, apa ada di sini, kan belum tahu kepastian di sini (RS.Polri)," ucapnya.

Seno yang bersekolah tak jauh dari pabrik mengaku mengetahui peristiwa kebakaran saat masih berada di sekolah.

"Sekitar jam 9 atau 10, itu pas lagi di sekolah, ibu-ibu pada ngomong ada kebakaran (pabrik petasan) di deket SMP, langsung buru-buru pulang. Pas pertama ngedenger dari kabar langsung panik," paparnya.

Usai mendengar kabar tersebut, Seno pun langsung pulang ke rumah sebelum melihat tempat kebakaran pabrik. Menurut pengakuan Seno, rumahnya berada tak begitu jauh dari lokasi kebakaran.

"Pulang ke rumah dulu naroh tas, naroh sepatu, baru ke situ. Itu (pabrik petasan) dari rumah ke tempat ibu kerja enggak jauh. Keliatan asap dari rumah, sama suara ledakan kedengaran. Kan rumah enggak begitu jauh (dari pabrik petasan)," ucap Seno.

Dia menceritakan, ketika sampai dilokasi kebakaran, sang ayah, Joko sudah berada di sana. Seno pun langsung menanyakan ke ayahnya mengenai ibunya tersebut.

"Bapak udah di situ. Jadi ke situ sendiri. Saya tanya bapak, Ibu bagaimana pak?, 'Iya, masih dicari polisi'. Soalnya enggak boleh masuk," cerita Seno.

Dengan harapan yang begitu besar kepada rumah sakit, Seno ingin ibunya dapat ditemukan dengan selamat.

"Ya, pengennya ibu selamat," kata dia dengan nada memelas.

Seno mengatakan, semalam dirinya sempat memimpikan sang ibu.

"Waktu pas lagi malem saya sempet mimpiin ibu masih ada disana (di pabrik)," tandas Seno. (www.liputan6.com/***)



Share on Social Media