News

Kembali Terulang, Tradisi "Senior dan Junior" di Lembaga Pendidikan 'Makan Korban'

| Rabu 11 Jan 2017 16:22 WIB | 1547



ilustrasi penganiayaan


MATAKEPRI.COM - Pihak kepolisian menyatakan, enam taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Cilincing yang dianiaya oleh para seniornya terjadi saat 'tradisi' menurunkan keterampilan alat musik tam-tam, bagian dari drum band.

Pada saat itu, enam taruna tingkat 1 yang dipanggil menghadap justru malah dianiaya lima seniornya dari tingkat 2.

Kepala Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Awal Chairudin, mengatakan, kegiatan menurunkan keterampilan alat musik menjadi 'tradisi' di STIP. Sayangnya, bukan kepandaian yang diturunkan, tapi kekerasan yang didapat para korban.

"Seharusnya taruna junior itu dipanggil, dibuat pandai dia menggunakan alat tam-tam tadi, bukan dianiaya secara bergiliran," kata Awal, di Mapolres Metro Jakarta Utara, di Jakarta Utara, Rabu (11/1/2017).

Awal meyakini, tradisi menurunkan keterampilan alat musik itu hanya ingin mempererat hubungan emosional antara sesama taruna. Tujuan itu positif selama tidak dibarengi dengan kekerasan.

"Yang kita sesalkan, kenapa ada kejadian atau perbuatan-perbuatan yang cenderung melakukan kekerasan, mengakibatkan korban meninggal dunia," ujar Awal.

Polisi sudah mengamankan lima yang diduga pelaku berinisial SM, WH, I, AR, dan J. Masing-masing peran para pelaku sedang didalami petugas.

"Mungkin ini yang kita dalami inisiatif siapa sampai harus memanggil, harus menganiaya, kenapa sampai harus seperti ini, dan sebagainya," ujar Awal.

Total ada lima saksi yang diperiksa petugas. Polisi mengamankan barang bukti yakni 1 botol minyak tawon, minyak telon, puntung rokok, dan lainnya dari lokasi kejadian. Kasus ini sedang ditangani Polres Metro Jakarta Utara.

Saat dilakukan pemeriksaan ditubuh korban, sejumlah luka ditemukan di jenazah Amirullah Adityas Putra (19), taruna STIP yang tewas dianiaya seniornya. 

Awal menyatakan, ada lima informasi mengenai luka yang dialami korban berdasarkan pemeriksaan dokter. Pertama, korban mendapatkan luka di bibir bawah. 

"Kedua, organ dalam korban mati lemas," kata Awal, Rabu siang. 

Kemudian ada bintik resapan darah di jantung dan paru-paru korban serta di kelenjar liur. Lambung korban juga berisi cairan hitam. Namun, Awal tak menjelaskan cairan hitam apa tersebut. 

Adapun hasil pemeriksaan korban negatif atau tidak menggunakan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza). 

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menuturkan, peristiwa itu terjadi pada Selasa (10/1/2017) malam saat para pelaku berinisiatif untuk mengerjai yuniornya. 

"Kasus berawal pada jam 17.00, selesai giat drum band, salah satu pelaku atas nama SM mengajak kumpul-kumpul pelaku lainnya untuk rencana ngerjain yuniornya tingkat I yang adalah bassist drum band/tam-tam," kata Argo. 

Kemudian pada pukul 22.00 WIB, enam taruna tingkat I, termasuk Amirullah, dipanggil oleh empat pelaku untuk berkumpul di lantai 2 kamar M-205 gedung dormitory ring 4. 

"Satu per satu taruna tingkat I tersebut datang ke TKP untuk dilakukan penganiayaan oleh para pelaku dengan cara pemukulan menggunakan tangan kosong secara bergantian yang diarahkan ke perut, dada, dan ulu hati," kata Argo. 

Amirullah yang juga dipukuli secara bergiliran akhirnya jatuh tak sadarkan diri ketika pelaku berinisial WH memukuli sambil meneriaki Amirullah dengan ucapan "Sama-sama anak Priok!". 

Amirullah yang tiba-tiba ambruk ke dada WH segera diangkat ke tempat tidur yang ada di kamar itu. 

Para pelaku yang panik akhirnya mengadu ke seniornya yang merupakan taruna tingkat IV yang kemudian dilanjutkan ke petugas piket medis dan pembina STIP. 

"Mengetahui kondisi korban tidak bernyawa setelah diperiksa dokter piket STIP, selanjutnya peristiwa dilaporkan ke Polsek Cilincing," ujar Argo.

Tujuh saksi telah diperiksa dalam kasus ini. Polisi mengamankan sebotol minyak tawon, sebotol minyak telon, sebuah gayung mandi, sebuah gelas, dan dua puntung rokok Sampoerna Mild. Amirullah diotopsi di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.(*)



Share on Social Media