News, Olahraga
| Selasa 23 Jan 2018 12:36 WIB | 1864
MATAKEPRI.COM - Surat terbuka berjudul ‘Kereta Tidak Berhenti
untuk Satu Orang’ yang ditulis Presiden Persebaya Surabaya, Azrul Ananda,
membuka polemik. Dia dianggap melakukan pembunuhan karakter terhadap Andik
Vermansah.
Dalam surat terbuka itu, dibeberkan
Azrul, jika manajemen Persebaya dan Andik sudah melakukan negosiasi. Namun,
kata sepakat tak kunjung didapat karena sang pemain cuma membicarakan soal
nilai kontrak.
Azrul mengatakan, pihaknya tak
ingin cuma membicarakan kontrak satu tahun untuk Andik. Karena Persebaya ingin
membangun tim untuk menatap masa depan jangka panjang.
Dibeberkan pula oleh Azrul, jika
Andik beberapa kali membatalkan pertemuan dengan pihaknya. Dan disampaikan
kepada mereka kalau ada tim asal Malaysia yang juga terteaik untuk merekrutnya.
Karena sudah merasa lelah,
akhirnya Azrul memutuskan untuk tidak meneruskan negosiasi dengan Andik. Walau
dia sadar tekanan dari Bonek —suporter Persebaya— untuk menggaet pemain
kelahiran Jember, Jawa Timur, itu sangat tinggi.
“Saya percaya ini semua adalah
proses menuju lebih baik. Harus dingin, tidak emosional dalam menanggapi segala
hal. Saya percaya Persebaya bisa menjadi tim paling maju di Indonesia,†tulis
Azrul.
Menanggapi surat terbuka Azrul,
pentolan Bonek, Andi Pecie, menganggapnya sebagai sebuah pembunuhan karakter
terhadap Andik. Dia lantas mempertanyakan mengapa Azrul tega melakukannya
kepada Andik.
“Nama Persebaya memang melebihi
dari pemain sepakbola. Tak ada yang disangkal. Tak hendak pula menyanggah
jargon yang seperti anak kecil yang baru belajar baca tulis bagi suporter
militan Persebaya. Tapi, apa lantas berhak melakukan character assassination
(membunuh karakter) dengan surat terbuka,†tulis Pecie, melalui Instagram
pribadinya. (***)