News

Karena Nafkah Dari Suami Tidak Cukup, Banyak Wanita RI yang Bekerja

| Senin 23 Jan 2017 18:31 WIB | 2628



Faisal Basri (Istimewa)


MATAKEPRI.COM - Forum Ekonomi Dunia, dalam laporan terbarunya, menempatkan Indonesia di peringkat 88 dalam hal kesetaraan gender. Peringkat ini melonjak naik, karena pada survei sebelumnya Indonesia berada di posisi 144.

Ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri, mengungkapkan penyebab kenaikan tersebut bisa terjadi. Dia melihat mulai bergeliatnya kaum hawa berpartisipasi dalam dunia pekerjaan menjadi salah satu alasan meningkatnya peringkat tersebut.

"Perempuan Indonesia partisipasi kerjanya tinggi. Bukan karena emansipasi, namun karena keterpaksaan [akibat] suami yang tak sanggup penuhi kebutuhan hidup," ujar Faisal.

Menurut mantan anggota Komisi Pengawasan Persaingan Usaha itu, salah satu penyebab angka pengangguran turun, adalah karena melonjaknya jumlah angkatan kerja yang juga didominasi kaum hawa. Namun, ada harga yang harus dibayar dengan partisipasi wanita yang ikut terjun mencicipi dunia pekerjaan.

“Ada yang bilang ke Istri, cari kerja juga deh. Kita topang keluarga dulu. Tapi, kualitas dari keluarga itu sendiri turun. Perceraian naik. Di Jakarta, perceraian naik 70 persen. Ini realitas,” katanya.

Sayangnya, lanjut Faisal, peningkatan tenaga kerja tersebut sama sekali tidak diiringi dengan kesejahteraan yang layak. Bahkan berdasarkan statistik, Faisal menyebut, jam kerja kaum hawa justru lebih produktif dibandingkan jam kerja kaum adam.

“Wanita 21 persen yang kerja lebih dari 49 jam. Kalau laki-laki, 28 persen. Kita nomor tiga terbesar di Asia. Tapi beda sama Hongkong dan Korea yang bekerja, uang tambah banyak. Di Indonesia karena tekanan,” katanya.(*)



Share on Social Media