International, Nasional , News, Kesehatan

Mengerikan, Hingga Selasa Pagi Udara di Jakarta Masih Yang Terburuk di Dunia

| Selasa 30 Jul 2019 07:27 WIB | 2310

Gubernur Kepri/Wakil Gubernur
Lingkungan Hidup


Pemandangan Langit di kawasan Jakarta Selatan. (foto : detikcom)


MATAKEPRI.COM, Jakarta - Ibukota Indonesia yang menjadi kota berpolusi paling padat di dunia versi AirVisual pagi ini. Pada data yang didapat, hingga Selasa (30/7) pagi, kota Jakarta menempati peringkat teratas dengan kondisi udara tidak sehat.


Dilansir AirVisual di situsnya, Selasa (30/7) pukul 06.55 WIB, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 189. Artinya kualitas udara di Jakarta sangat buruk dan tidak sehat. Ranking polusi ini tidak tetap dan dapat berubah sewaktu-waktu.


AQI merupakan indeks yang menggambarkan tingkat keparahan kualitas udara di suatu daerah. AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, seperti PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah.


Rentang nilai dari AQI adalah 0 sampai 500. Makin tinggi nilainya menunjukkan Makin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut. Skor 0-5 berarti kualitas udara bagus, 51-100 berarti moderat, 101-150 tidak sehat bagi orang yang sensitif, 151-200 tidak sehat, 201-203 sangat tidak sehat, dan 301-500 ke atas berarti berbahaya.


AQI 189 di DKI Jakarta berarti kualitas udara di Ibu Kota tidak sehat (unhealthy). AirVisual merekomendasikan agar kelompok sensitif mengurangi aktivitas di luar ruangan. Setiap orang perlu mengenakan masker polusi. Ventilasi tidak dianjurkan. Pemurni udara perlu dinyalakan bila udara dalam ruangan tidak sehat.


Setelah Jakarta global, Tashkent (Uzbekistan) menempati menempati posisi kedua kota berpolusi pagi ini dengan AQI 173. Lalu diikuti Dubai (United Arab Emirates), Tehran (Iran), dan Johannesburg (South Africa).


Penjelasan Pemprov DKI soal Kualitas Udara Ibu Kota.


Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan akan mengurangi sumber polusi. Salah satunya dengan berkoordinasi dengan pengelola jalan tol.


"Untuk ini kita masih akan menghadapi situasi ini, beberapa waktu ke depan dengan kemarau amat tinggi. Jadi usaha kita tentu kita dorong lebih banyak lagi pengurangan di sumbernya. Pengurangan pertama adalah di kendaraan bermotor kami juga sedang akan koordinasi dengan pengelola jalan tol," kata Anies di GOR Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (29/7).


Anies mengaku heran karena berdasarkan pemantauan Pemprov, polusi amat tinggi ada di pagi hari. Dia mengatakan akan bicara dengan pengelola tol terkait aktivitas kendaraan berat di Tol Lingkar Luar (Jakarta Outer Ring Road atau JORR).


"Dan salah satu kecurigaan kita ingin bicara pengelola jalan tol. Di jalan-jalan JORR (Jakarta Outer Ring Road) dan sekitarnya di malam hari justru terjadi kepadatan kendaraan-kendaraan berat. Yang volume cukup besar jadi pemantau alat ukur kita di daerah selatan, Jagakarsa itu justru tinggi," tutur Anies. (**/AM)


Sumber : Detik.com



Share on Social Media