Tanjungpinang, News, Ekonomi
Juliadi | Jumat 10 Jan 2020 16:27 WIB | 4399
Istimewah
MATAKEPRI.COM TANJUNGPINAG -- Problem kemiskinan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) nampaknya masih menjadi isu menarik di banyak kalangan, terlebih semakin bertambahnya jumlah penduduk miskin di Provinsi Kepri pada tahun 2019 lalu.
Menanggapi hal tersebut, Plt Gubernur Kepri Isdianto, menyampaikan bahwa dirinya akan terus berupaya untuk mencari solusi atas problem kemiskinan, "Kita akan terus berupa mengatasi hal tersebut, meskipun kita juga sudah siapkan beberapa program di pemerintah," ujar Isdianto kepada awak media di Tanjungpinang, Kamis (9/1/2020).
Meski dirinya baru diresmikan menjadi Plt. Gubernur Kepri pada bulan Juli 2019 lalu menggatikan mantan Gubernur Kepri H. Nurdin Basirun karena ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Isdianto akan terus melakukan terobosan akan sejumlah problem di Kepri, terutama soal kemiskinan.
"Kami akan terus melanjutkan dan meningkatkan pembangunan di setiap bidang, terutama pengentasan kemiskinan, kualitas pendidikan, peningkatan investasi dan pembangunan sarana infrastruktur, karena swmua sangat berkaitan," ungkap Isdianto.
Isdianto yang juga bakal calon Gubernur Kepri di Pilgub 2020 ini memaparkan, selama tahun 2018 kita sudah menemukan solusi. Salah satunya melalui pengembangan UMKM. "Hasilnya jelas, data penduduk miskin hanya tersisa 125.362 jiwa. Jumlah ini berkurang sebanyak 6324 dari tahun sebelumnya yang mencapai 131.686 jiwa,†papar Isdianto.
Oleh sebab itu, Isdianto sudah menyiapkan langkah jitu di tahun 2020 ini, diantaranya mendorong investasi, mempercepat APBD dibelanjakan, memberi pelayanan kepada investor, menggenjot sektor pariwisata dan memastikan program ekonomi berbasis kerakyatan
“Pemerintah provinsi, pemkot atau pemkab, juga pelaku usaha dan masyarakat harus bersinergi untuk mendukung program-program pembangunan yang langsung bersentuhan dengan pengentasan kemiskinan,†tegas Isdianto.
Selain itu, Isdianto juga menambahkan, untuk mengentaskan rakyat dari kemiskinan juga tidak boleh ketinggalan melalui peningkatan akses pendidikan dan penyiapkan lapangan kerja.
"Kita harus tingkatkan kualitas pendidikan terutama yang di kejuruan atau pendidikan vokasi, ini untuk menyiapkan tenaga kerja ke depan. Dunia pendidikan vokasi harus link mach dengan dunia industri, karena berkaitan langsung dengan lapangan kerja," pungkasnya.
Berdasarkan data yang di olah dari berbagai sumber, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepri telah mencatat hingga bulan Maret 2019, jumlah penduduk miskin di Kepri mencapai 128.462 orang atau naik sebesar 5,90 persen dari bulan sebelumnya.
Jika berdasarkan daerah tempat tinggal, penduduk pekotaan mengalami kenaikan sebanyak 5.748 orang, sedangkan daerah perdesaan justru berkurang sebanyak 2.649 orang. Artinya persentase kemiskinan di perkotaan naik dari 5,15 persen menjadi 5,33 persen. Sedangkan di perdesaan turun sebesar 0,22 dari 11,26 persen menjadi 11,04 persen. (Ril)