News

Kapal Bernama Istri Presiden Jokowi 'Iriana' Diklaim Lebih Canggih dari Buatan Jepang

| Minggu 26 Mar 2017 15:39 WIB | 2607



Istimewa/Kapal MV Iriana


MATAKEPRI.COM - Industri galangan kapal nasional menunjukkan kemampuannya dalam membuat moda transportasi laut yang berkualitas dan menggunakan teknologi canggih. 

Ini dibuktikan oleh PT Sumber Marine Shipyard yang memproduksi kapal angkut semen curah (cement carrier) berkapasitas 9.300 deadweight tonnage (DWT) dengan menerapkan sistem electric propulsion, menjadi yang pertama di Indonesia.

Kapal yang diberi nama MV Iriana ini diresmikan langsung oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Tanjung Ucang, Batam, pada 25 Maret 2017 kemarin. 

Hadir dalam kesempatan tersebut Dubes Indonesia untuk Singapura Ngurah Swajaya, Staf Khusus Menko Maritim Purbaya Yudhi Sadewa, Kepala BP Batam Hatanto Reksodipoetro, Ketua Umum INSA Johnson W Sutjipto, dan Staf Ahli Gubernur Kepulauan Riau Syamsuardi. 

MV Iriana digerakkan bukan dengan bahan bakar minyak, namun tenaga listrik yang dihasilkan oleh electric motor, sehingga hemat energi serta ramah lingkungan. Indonesia menjadi negara nomor tiga di Asia dalam membangun jenis kapal ini setelah Jepang dan Taiwan.

Airlangga mengungkapkan, teknologi MV Iriana sama dengan yang digunakan oleh Jepang sebagai negara pertama yang menerapkannya, namun buatan Indonesia lebih canggih karena mampu menghemat bahan bakar lebih besar. 

"Untuk itu, kami memberikan apresiasi karena teknologi di sini akan menghemat energi hingga 20 persen, sedangkan di Jepang hanya saving sekitar 10 persen," ujar Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/3/2017).

MV Iriana yang memiliki spesifikasi panjang 117 meter, lebar 25,5 meter, tinggi 7,9 meter, kedalaman ke air 6,3 meter, dan kecepatan 10 knot tersebut dikerjakan oleh putra putri Indonesia dalam waktu kurang dari setahun. 

Bahkan, pemakaian bahan baku untuk kapal besar ini, didominasi baja lokal produksi PT Krakatau Posco, Cilegon. 

Airlangga menambahkan, pembangunan kapal tersebut mampu menghemat devisa sekitar Rp 260 miliar untuk satu kapal sehingga dapat memperkerjakan banyak tenaga kerja lokal dan memperkuat mata uang rupiah. 

"Kapal ini menyerap tenaga kerja dan bahan baku lokal yang tinggi serta dibangun dengan tepat waktu," katanya.

Menurutnya, pembangunan kapal ini sejalan dengan langkah pemerintah yang menempatkan sektor maritim sebagai salah satu program prioritas dalam pembangunan nasional, termasuk juga di dalamnya adalah pengembangan industri galangan kapal. 

"Melalui visi kemaritiman, saat ini pemerintah berupaya agar sektor industri galangan kapal nasional mempunyai daya saing di tingkat global," tukasnya.

"Karya anak bangsa ini adalah wujud nyata kemandirian industri perkapalan nasional, yang nantinya dapat mendukung kelancaran distribusi barang khususnya untuk muatan semen yang akan digunakan bagi kegiatan pembangunan di Indonesia," tutupnya. (***/isu) 




Share on Social Media