Nasional , News, Kesehatan

Hampir Seperti Detox, Ini Alasan Kenapa BB Turun Saat Puasa

| Jumat 25 Oct 2019 12:13 WIB | 2376

Kesehatan


Ilustrasi Berat Badan yang turun


MATAKEPRI.COM, Jakarta - Bulan puasa bisa jadi saat yang tepat untuk memperbaiki pola makan yang berantakan selama ini sekaligus mengelola berat badan. Tapi konon berpuasa di bulan suci Ramadan juga bisa mendetoks atau melunturkan racun dan limbah di dalam tubuh. Benarkah itu?

 

Untuk menjawab pertanyaan ini, Rita Ramayulis, DCN, MKes menerangkan bahwasanya ketika seseorang tidak berpuasa, organ-organ pencernaannya seperti mulut, lambung, usus halus, pankreas, hati dan kantung empedunya bekerja ekstra, mengingat rata-rata orang biasanya makan setiap tiga jam sekali.

 

"Namun ketika puasa selama 12-19 jam (ini sudah mengakomodir semua negara), 6 organ ini akan 'istirahat'. Dia akan melakukan proses efisiensi, jadi penggunaan energinya lebih sedikit. Mereka juga tidak perlu memproduksi enzim atau hormon untuk memetabolisme makanan," jelasnya ketika berbincang dengan detikHealth dan ditulis Rabu (2/7/2014).

 

Di fase inilah detoksifikasi berlangsung. Menurut dosen jurusan gizi Poltekkes II Jakarta itu, ini karena prinsip dari detoksifikasi sendiri ada dua. Pertama, tubuh mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan lagi secara maksimal. Kedua, puasa mengistirahatkan keenam organ pencernaan utama tadi.


"Kalau dia (organ) dibuat rileks sejenak, dia jadi mampu memulihkan dirinya sendiri untuk bisa meningkatkan fungsinya ketika nanti digunakan kembali. Oleh karena itu ketika kita selesai berpuasa sebulan, organ-organ ini juga seperti organ baru lagi," urai Rita.

 

Akan tetapi Rita menegaskan berpuasa secara otomatis akan membuat berat badan menjadi stabil karena ada fase penyesuaian dan istirahat dari organ-organ tadi. "Kalau memang ingin menurunkan berat badan, maka harus dilakukan pembatasan-pembatasan dan ekstra memilih jenis asupan saat sahur maupun berbuka," sambungnya.

 

Hal ini disepakati oleh ahli gizi Leona Victoria Djajadi, BSc, MND. Menurut lulusan University of Sydney, Australia tersebut, istilah detoksifikasi melalui cara diet apapun sebenarnya menyesatkan karena tidak terbukti dan tubuh sejatinya melakukan detoks setiap hari, utamanya melalui penyaringan racun dan zat berbahaya di hati serta ginjal.


"Hanya saja biasanya saat melakoni 'diet detox', kita secara sadar mengurangi atau bahkan men-stop konsumsi makanan-makanan yang tidak natural seperti makanan kalengan, minuman komersial, kue-kue, goreng-goreng dst sehingga ya tentu saja tubuh akan menjadi lebih sehat dan segar. Ditambah biasanya saat "detox" juga orang melakukan aktifitas-aktifitas fisik yang dianjurkan seperti yoga, jogging dst," paparnya ketika dihubungi secara terpisah.


Baginya puasa belum tentu menjadikan kondisi fisik seseorang menjadi makin sehat bilamana asupan dan aktivitasnya tidak seimbang. Lagipula bila terjadi pengurangan lapisan lemak saat puasa, Leona mengatakan banyaknya tidaklah signifikan karena kebanyakan yang hilang hanyalah berat air.


"Yang terpenting saat puasa yang pertama terbuang adalah simpanan cairan, sebab itu penting sekali untuk melakukan rehidrasi saat berbuka maupun sahur," sarannya. dr Titi Sekarindah MS, SpGK dari RS Pusat Pertamina Jakarta pun menambahkan selalu minum air putih sebanyak 8 gelas setiap harinya selama puasa.


"Minum 5 gelas air ketika berbuka puasa hingga mau tidur malam dan minum 3 gelas air ketika sahur sampai waktu imsak. 8 gelas air termasuk air putih, teh, dan juga susu," tutupnya.



(***)

Sumber detik



Share on Social Media