Batam, News

Ciptakan Ribuan Lapangan Kerja, Isdianto Minta Sinopec Segera Bangun Depo Minyak

Egi | Senin 30 Dec 2019 20:18 WIB | 1601

Gubernur Kepri/Wakil Gubernur


Kawasan WPMIP Batam tempat dibangunnya depo minyak (foto:ist)


MATAKEPRI.COM, Batam - Plt. Gubernur Kepri H. Isdianto meminta PT West Point Terminal (WPT) segera membangun depo minyak yang berada di kawasan Westpoint Maritime Industrial Park (WPMIP), Batam.


Pembangunan depo minyak ini senilai USD 841 juta, sekitar Rp 11,77 triliun kurs Rp 14.000/USD dan sebelumnya pembangunan ini sudah terhenti sejak tahun 2012.


"Kelanjutan proyek ini, sudah melakukan groundbreaking pada 9 Oktober 2012, ini dinilai akan menggairahkan kembali iklim investasi di Kepri, khususnya Batam,"ucap Isdianto pada Senin (30/12/2019).


Proyek yang berada di kawasan Westpoint Maritime Industrial Park (WPMIP), Batam itu juga akan mendorong terciptanya ribuan lapangan kerja yang dapat mengangkat perekonomian Kepri.


"Semua perijinan kawasan industrinya ini sudah lengkap dan termasuk salah satu Kawasan Langsung Investasi Kontruksi (KLIK) yang ditetapkan BKPM Pusat pada 2017,"tuturnya.


"Untuk mendorong perekonomian Kepri, investasi di proyek strategis seperti pembangunan depo minyak di Batam itu harus jadi prioritas untuk segera dibangun. Sangat disayangkan PT WPT sebagai penanggungjawab proyek tidak melanjutkan groundbreaking yang sudah dilakukan 7 tahun lalu,"sambungnya.


PT West Point Terminal merupakan joint venture antara PT Mas Caputal Trust (MCT), entitas perusahaan lokal di Batam dengan Sinomart KTS Development Limited (Sinomart), anak usaha dari Sinopec, sebuah BUMN asal Tiongkok. Groundbreaking proyek pada 9 Oktober 2012 itu dihadiri oleh duta besar Tiongkok untuk Indonesia ketika itu Liu Jianchao dan Gubernur Kepri Muhammad Sani (Alm).


Proyek strategis ini juga sudah mendapatkan dukungan dari pemerintah Tiongkok lewat persetujuan dari National Development and Reform Comission (NDRC) Tiongkok terhadap Sinopec.


Menurut Isdianto, percepatan pembangunan depo minyak di Batam oleh PT WPT juga akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap iklim investasi di Batam. Dengan pembangunan proyek yang sudah mangkrak selama lebih dari 7 tahun ini harapannya akan menarikĀ  investor global lainnya.


"Batam adalah salah satu parameter investasi di Indonesia. Berjalannya kembali pembangunan depo minyak milik investor seperti Sinopec dari Tiongkok itu akan berdampak luas terhadap minat investor lainnya," tegas Plt Gubernur Kepri.


Syamsul Bachrum selaku Sekretaris Tim Percepatan Investasi Daerah Propinsi Kepri menambahkan bahwa percepatan realisasi dari Sinopec di Batam akan menciptakan iklim investasi yang positif.


"Pembangunan depo minyak oleh Sinopec di Batam ini punya multiplier effect yang besar. Karena itu, pemerintah Kepri sangat terbuka untuk mendorong agar investasi ini dapat segera dimulai lagi,"tutur Syamsul.


Sebelumnya kuasa hukum PT Batam Sentralindo (PT BS), pengelola kawasan pulau Janda Berhias memastikan bahwa pengembangan wilayah itu sebagai kawasan industri sudah memenuhi semua ketentuan.


"Kawasan industri di pulau Janda Berhias ini telah lebih dari 10 tahun kami bangun dan kembangkan. Sebagai pelaku usaha tentunya kami selalu patuh dan mengikuti setiap regulasi untuk mendapatkan kepastian usaha,"ucap Legal PT Batam Sentralindo, Paulus dalam keterangannya.


Menurut Paulus di kawasan pulau Janda Berhias telah dibangun kawasan industri WPMIP sejak februari 2017. Ini merupakan salah satu kawasan industri di Batam yang telah berhasil mendapatkan status KLIK dari BKPM Pusat.


Ini diperoleh setelah melalui berbagai proses yang cukup panjang, dan tidak mungkin perusahaan dapat diberikan status KLIK oleh BKPM pusat apabila pembangunannya tidak sesuai dengan regulasi yang ada.


"Pengembangan kawasan ini juga merupakan komitmen kami untuk ikut mengoptimalkan potensi Batam sebagai tujuan investasi di Indonesia, dan menciptakan lapangan kerja, khususnya bagi masyarakat sekitar Batam,"tutupnya (eag)



Share on Social Media