Batam, News

Kurang Diperhatikan Pemerintah, PMI Batam Terancam Tutup

Egi | Senin 31 Aug 2020 17:26 WIB | 1465

DPRD
Pemko/Pemda/Pemrov/Pemerintah


PMI Batam berdiskusi dengan Ketua DPRD Kota Batam (foto:egi)


MATAKEPRI.COM BATAM -- Palang Merah Indonesia (PMI) Batam terancam tutup jika Pemerintah Kota (Pemko) Batam maupun Provinsi Kepri tidak ada memberikan bantuan.


Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Unit Transfusi Darah PMI Kota Batam, Dokter Novia mengatakan saya sangat sedih dengan keadaan sekarang, semua peralatan yang kita miliki itu bantuan dari luar negeri.


“Semua peralatan kita yang ada sekarang ini kebanyakan adalah bantuan dari luar negeri, disini hati saya agak sakit pak, luar negeri begitu perhatian dengan kita, tapi pemerintah kita sendiri tidak ada sedikit pun perhatiannya,” ucap Novia pada Senin (31/8/2020) di ruang rapat pimpinan DPRD Kota Batam.


Lanjutnya, apalagi di tengah pandemi Covid-19 saat ini, katanya Pemerintah Kota Batam sangat perhatian kepada tenaga kesehatan, tapi hal itu tidak ada dirasakan oleh PMI Batam, emangnya PMI tidak tenaga kesehatan.


“Disini kita sangat sedih pak, dimana darah sangat minim, biaya juga tidak ada dibantu sama sekali. Tenaga kesehatan di PMI secara keseluruhan ada 32 orang, untuk unit donor darah ada 22 orang saja, jika 1 orang saja ada terpapar Covid-19, pasti tutup dan masyarakat mencari darah dimana lagi,” tuturnya.


Sementara itu, Ketua PMI Kota Batam, Sri Soedarsono mengatakan PMI Kota Batam sudah berdiri 32 tahun, namun kontribusi dari pemerintah Kota Batam sangat minim, tapi kalau didaerah lain pemerintahnya selalu ada memberikan bantuan kepada PMI.


“Disini kita tidak ada dibantu, bahkan anggaran untuk tahun ini saja belum ada dicairkan. Oleh karena itu kami datang kesini untuk menyampaiakn kepada DPRD Kota Batam selaku mewakili masyarakat,” ucap Sri Soedarsono.


Menurutnya, sejak pandemi Covid-19 saat ini para pendonor juga sangat minim. Jika tidak ada juga perhatian dari pemerintah dengan kondisi saat ini maka bisa terancam tutup.


“Kebutuhan operasional kami dalam setahunnya mencapai Rp2,5 miliar. Oleh karena itu kehadiran kami mencoba untuk menyampaikan aspirasi kami kepada DPRD Batam agar kiranya bisa diperjuangkan,” imbuhnya (egi)





Share on Social Media