Batam, News, Kepri
Egi | Jumat 16 Sep 2022 17:43 WIB | 1288
Foto kondisi akses jalan Perumahan GPI Tiban Indah yang rusak parah (foto kiriman dari warga:ist)
MATAKEPRI.COM BATAM -- Belasan tahun warga yang tinggal di GPI Anggrek dan GPI Bugenvile Kelurahan Tiban Indah, Kecamatan Sekupang Batam masih belum memiliki akses jalan utama untuk masuk ke perumahan.
Untuk di Kelurahan Tiban Indah, hanya jalan menuju perumahan tersbut yang tidak di aspal. Tak heran, jika musim panas mereka harus menelan debu dan jika musim hujan mereka melintasi jalanan berlumpur.
Seolah menjadi anak tiri di Kelurahan Tiban Indah ini, masyarakat yang terdiri dari 400 Kepala Keluarga (KK) akhirnya berembuk untuk membuat jalan sementara dengan biaya yang mereka cari sendiri.
Warga di kedua perumahan ini duduk bersama untuk mencari solusi. Sebab menunggu dari pemerintah sangatlah tidak mungkin. Apalagi ketika musrembang perencanaan jalan yang mereka ajukan selalu hilang di tingkat Kota.
Padahal di tingkat Kelurahan dan kecamatan pengajuan mereka selalu menjadi prioritas. Mirisnya lagi, DED untuk jalan perumahan tersebut kini entah dimana keberadaanya. Lagi-lagi warga yang menjadi korban.
Dalam rapat bersama yang dilakukan warga, Kamis (15/9/2022) malam, Wandi Ketua RT 007 mengatakan, selama ini warga dari kedua perumahan tersebut harus melewati jalan milik orang lain. Yakni di depan ruko I City Tiban.
"Kita takutkan kalau kawasan I City Tiban ini kasih Portal, selesai kita semua. Mau lewat mana lagi kita," beber Wandi.
Sebab jalan yang seharusnya menjadi jalan utama tidak bisa lagi dilewati. Karena sudah menjadi semak belukar dan tidak adanya penerangan.
Sementara itu Firdaus ketua RT 005 mengatakan, mereka seolah patah semangat untuk terus mengadu dalam Musrenbang. Bahkan sejumlah pejabat yang datang kesana sudah dia temui namun tidak ada juga pelaksanaan yang terlihat.
"Kita bisa lihat, diseluruh kelurahan Tiban Indah ini perumahan mana yang jalannya masih tanah. Cuma komplek kami ini saja," tegasnya.
Rencana dalam waktu dekat ini, mereka akan mencari uang bersama untuk menimbun lubang-lubang jalan menuju perumahan mereka dengan menggunakan tanah Boksit.
"Dananya kita cari bersama. Makanya tadi malam kami rapat untuk menentukan masalah ini. Ini demi lingkungan juga," tegasnya.
Dengan tidak adanya kejelasan pembangunan ini, mereka menganggap sudah dianaktirikan oleh pemerintah dalam segi pembangunan. Apalagi jalan yang merek minta itu tidak terlalu panjang, (Egi)