International, Batam, Nasional , News, Ekonomi
Riki | Rabu 10 May 2023 11:05 WIB | 829
Kementan investigasi jalur masuknya virus Flu Babi di Pulau Bulan Batam. (foto: pangannews)
MATAKEPRI.COM, Jakarta- Kementerian Pertanian turun tangan menginvestigasi jalur masuknya virus African swine fever (ASF) atau virus demam babi Afrika di Pulau Bulan, Kota Batam.
Hal ini imbas ditemukannya babi yang positif virus demam babi Afrika oleh Badan Pangan Singapura.
Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Barantan, Wisnu Wasisa Putra mengungkapkan, Pulau Bulan sebenarnya sudah ditetapkan sebagai kompartemen bebas ASF dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Keputusan Nomor 669/KPTS/PK.320/M/11/2021 tentang Penetapan PT ITS Suaka sebagai Kompartemen Bebas dari Penyakit Demam Babi Afrika (African Swine Fever) pada Ternak Babi.
Peternakan babi di sana pun secara berkala sudah melakukan pengujian ASF yang dikirim ke Laboaratorium Veteriner Balai Veteriner Bukittinggi, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian.
“Namun karena Singapura telah menyatakan babi hidup yang dikirim dari Pulau Bulan, Kepulauan Riau, Indonesia ke Singapura ditemukan terinfeksi ASF makanya mau kita selidiki,” ujarnya dilansir kompas.com, Rabu (10/5/2023) .
“Kita juga lagi mencari jalur masuknya virus di Pulau Bulan. Karena perusahaan sudah melakukan bius ketat tetapi masih ada ASF dan jalurnya kan banyak bisa dari alat angkut, tenaga kerja, bisa dari tamu. Kita sedang lakukan investigasi jalurnya masuk dari mana,” sambung Wisnu.
Lebih lanjut Wisnu mengatakan, pertama kalinya virus ASF masuk ke Indonesia terjadi pada 2019 silam. Meski demikian, Indonesia tetap menetapkan daerah mana saja yang kompartemen bebas ASF sesuai dengan standar kesehatan.
Oleh sebab itu, lanjut Wisnu, Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian aktif melakukan pengujian ASF terhadap ternak babi yang akan dilalulintaskan dan aktif memberikan penguatan serum antibodi pada hewan yang sehat dan babi supaya tidak terjangkit virus demam babi Afrika.
“ASF kan pengendaliannya enggak mudah, belum ada vaksin dan di kompertement yang dinyatakan bebas ASF tetap dilakukan bius yang ketat,” pungkasnya. (riki/kom)
Redaktur: ZB