Batam

Batu Koral Proyek Apron 04 Hang Nadim Diduga Tidak Sesuai Spesifikasi, Remicon Bantah Sebagai Supply

Maman | Senin 05 Oct 2020 17:07 WIB | 3445

Polda Kepri
Kejari Batam/Kejati/PN
Presiden RI/Wakil Presiden RI
Bandara/Pelabuhan
BUMN/BUMD/BUMDES
BP Batam
Menteri/Wamen
KPK
Korupsi
Polda


Bandara Hang Nadim


MATAKEPRI.COM, Batam - Proyek pembangunan taxy way dan Apron 04 Bandara Hang Nadim bernilai Rp.188.757.960.000 yang dikerjakan oleh PT.Nindya Karya di duga batu koral sebagai campuran readymix tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

Hal tersebut disampaikan oleh seorang narasumber kepada Matakepri bahwa material tersebut di supply oleh PT Remicon Widyaprima selaku supplier pendukung terhadap PT Nindya Karya sebagai pemenang lelang proyek tersebut.

"Batu koral di supply oleh PT.Remicon Widyaprima. Kami mencoba mendapatkan batu koral yang mereka gunakan itu dan mengujinya di lab, dan ternyata hasilnya tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah di tentukan,"ucap narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya, saat dijumpai di salah satu kawasan Batam Center, Selasa (22/09) yang lalu.

Dari hasil uji lab yang kami lakukan, lanjut narasumber, koral tersebut memiliki kekerasan dari agrerat kasarnya memenuhi kehilangan berat sampai 35%. Sementara dalam persyaratan yang di tetapkan tidak boleh lebih dari 30%.


Ket Foto : Specifikasi batu koral proyek Apron 04 Bandara Hang Nadim

Kemudian Narasumber juga menyampaikan besar harapannya agar pihak-pihak terkait khususnya Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan  Provinsi KEPRI serta pihak-pihak terkait untuk melakukan sidak dan uji lab material yang di gunakan untuk pembangunan Taxy way dan Apron 04 tersebut.

"Mengingat ini adalah proyek menggunakan uang rakyat yang tidak sedikit seharusnya pihak-pihak terkait baik Pokja II, Konsultan Pengawas, Kejari, Kejati, BPKP melakukan sidak dan melakukan uji lab material koralnya. Dan proyek ini juga termasuk pembangunan sarana yang termasuk vital karena sangat di butuhkan oleh masyarakat Kota Batam. Tentunya dari segi keselamatan dan kualitas sangatlah harus di perhatikan sekali. Bukan hanya masyarakat biasa saja yang menggunakan pesawat, tapi juga semua pejabat, wisatawan asing bahkan presiden kita pun menggunakan jasa penerbangan,"ungkap narasumber tersebut.

"Saya sampaikan ini karena specifikasi yang ditetapkan tentu saja untuk kualitas dari pembangunan itu sendiri. Kalau pun tidak ada yang mau mengecek ke lapangan berarti mereka menganggap pekerjaan yang tidak sesuai spek itu sudah biasa dan wajar-wajar saja,"ungkapnya.

Terkait adanya informasi tersebut, Dedi Kho selaku General Manager PT Remicon Widyaprima mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui tentang perusahaannya menyupply readymix untuk proyek tersebut.

"Saya tidak tau soal itu, silahkan tanya ke main kontraktornya,"ungkap Dedi saat di hubungi melalui pesawat selularnya, Senin (5/10) sekitar pukul 13:00 wib.

Sementara pernyataan yang berbeda di sampaikan General Manager PT Nindya Karya Alif Usman yang justru membenarkan bahwa Remicon Widyaprima sebagai supplier readymix proyek tersebut.

"Iya Remicon supplier readymix,"jawab nya singkat melalui pesan WhatsApp.

Kemudian adanya informasi batu koral yang tidak sesuai dengan specifikasi dibantah oleh Alif dengan mengatakan bahwa berita tersebut tidak benar.

"Tidak betul, kegiatan ada kontrak dan spesifikasi yang mengikat. Di lapangan ada konsultan pengawas dan tim teknis dari BP Batam. Silahkan dikonfirmasi ke beliau-beliau,"bantah General Manager PT Nindya Karya tersebut.

Berdasarkan pernyataan Alif Usman General Manager PT Nindya Karya tersebut tentunya bertolak belakang dengan yang di sampaikan oleh Dedi Kho General Manager PT.Remicon Widyaprima yang mengaku tidak mengetahui tentang perusahaannya yang menjadi readymix supplier pada proyek yang menelan anggaran hingga ratusan milyard tersebut.(ma2n)



Share on Social Media