Batam

KRI dan RSS Berburu Ranjau dalam Latma Joint Minex Pandu 2024

Juliadi | Jumat 17 May 2024 20:38 WIB | 1205

AD/AL/AU
TNI/Polri
Lantamal IV


Latihan kapal perburuan ranjau, Kamis (16/5/2024). Foto : Dispen Lantamal IV


Matakepri.com, Batam -- Kapal perang Republik Indonesia (KRI) Pulau Fani - 731 dan KRI Pulau Fanildo - 732 bersama dengan Republic of Singapore Ship (RSS) Punggol M108 dan RSS Bedok M105 yang tergabung dalam Latma Joint Minex Pandu 2024 mulai memasuki daerah Latihan.


Latihan kapal perburuan ranjau ini dilepas secara langsung oleh Komandan Pangkalan utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IV Batam Laksamana Pertama (Laksma) TNI Tjatur Soniarto   CHRMP., M.Tr.Opsla yang diwakilkan Asisten Operasi (Asops) Danlantamal IV Kolonel Laut (P) Khalimul Khakim, M.Han bersama dengan Komandan Satgas Joint Minex Pandu Kolonel Laut (P) Fitriyan Ruipto bertempat di Dermaga Batu Ampar Batam, Kamis (16/5/2024).


Terpisah, Laksma Tjatur, mengatakan, serial latihan pada hari ini akan langsung melaksanakan Pemburuan ranjau dimana masing-masing kapal telah meletakkan ranjau laut secara bersilangan di area latihan dalam skenario latihan.


Selain itu, lanjut Laksma Tjtaur, serial latihan boardex atau peran pemeriksaan kapal akan diperankan oleh pasukan khusus masing-masing negara.


"Angkatan Laut kita yang mengikutsertakan Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan negara Singapura mengikutsertakan Naval Diving Unit (NDU), serial latihan lainnya seperti  netralisasi menggunakan TNT dan Demolition Diving dan penembakan senjata ringan juga dilaksanakan saat latihan berlangsung," ungkap Laksma Tjtaur. 


Sebelumnya, Selasa (14/5/2024) kemarin, Laksma Tjatur juga telah menyebutkan, bahwa latihan bersama ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan deteksi dalam membersihan ranjau laut guna menjaga keamanan dan kedaulatan di masing-masing negara.


“Latihan bersama ini merupakan bagian dari upaya mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Singapura di bidang pertahanan serta hal yang penting untuk memastikan perairan kedua negara bebas dari ancaman ranjau,” ungkap Laksma Tjtaur. (Ril) 


Redaktur : ZB



Share on Social Media