Batam, Pendidikan
Juliadi | Senin 07 Oct 2024 21:59 WIB | 393
Peserta pelatihan, Minggu (6/10/2024). Foto : Uniba
Matakepri.com, Batam -- Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat bersama Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Batam (Uniba) melaksanakan pelatihan penguji dan pelatihan pasien standar di Fakultas Kedokteran Universitas Batam pada Sabtu-Minggu (5-6/10/2024).
Ketua panitia dr. Elvita Nora Susana menyebutkan, bahwa Uniba FK yang difasilitasi LPPM mengadakan 2 agenda pelatihan di hari pertama, Sabtu (5/10/2024) pelatihan Penguji dan Pelatihan PPS dengan narasumber Dr. dr. Maria Selvester Thadeus, M.Biomed, Sp.KKLP, Subsp. FOMC dan dr Rachmad Sarwo Bekti, M.Med, PhD.
"Kegiatan ini dihadiri 34 peserta, yaitu 29 peserta Universitas Batam dan 5 peserta eksternal yang terdiri dari 1 peserta dari Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang dan 4 peserta dari Institut Kesehatan Helvetia Medan Sumatera Utara," jelasnya.
Sementara, di hari kedua, Minggu (6/10/2024) pelatihan penulisan soal vignette dengan narasumber dr. Rachmad Sarwo Bekti, PhD, kegiatan ini dihadiri 55 peserta FK UNIBA.
Elvita memaparkan, penguji OSCE adalah dokter yang minimal S2 di bidang Kesehatan dan dokter spesialis. Selanjutnya, dokter S2 di bidang Kesehatan dan dokter spesialis yang dapat menguji OSCE adalah yang sudah mempunyai sertifikat penguji OSCE yang dikeluarkan oleh Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI).
Sertifikat tersebut, kata dia lagi, didapat apabila dinyatakan lulus pada pelatihan penguji OSCE yang difasiltasi AIPKI.
Menurutnya, pelatihan penguji osce dilaksanakan pada Sabtu (5/10/2024) Pelatihan penguji OSCE dilatih oleh instruktur langsung dari AIPKI dan manfaat dilaksanakannya Pelatihan Penguji OSCE.
"Pelatihan penguji OSCE diikuti 19 orang dokter S2 kesehatan dan dokter spesialis yang merupakan dosen FK Uniba dan 5 peserta external yang berasal dari FK UMRAH dan FK Institusi Kesehatan Helvetia Medan," ungkapnya.
Pelatihan Pelatih Pasien Standar (PPS), pada pelaksanaan OSCE Nasional dibutuhkan pasien standar. Pasien standar adalah orang yang telah dilatih untuk berpura-pura sebagai pasien dengan kondisi medis tertentu dalam scenario OSCE, sehingga peserta ujian dapat diuji kemampuannya.
"Lalu, pasien standar dilatih oleh PPS (pelatih pasien standar). Yang berhak menjadi PPS adalah dokter umum dan mempunyai Sertifikat PPS yang dikeluarkan oleh AIPKI," ujarnya.
Kemudian, lanjutnya, manfaat dilakukan pelatih PPS. Bagaimana standarisasi Peran Pasien Standar di Tingkat Nasional Pelatihan yang difasilitasi oleh AIPKI memungkinkan adanya standarisasi nasional dalam pelatihan pasien standar di seluruh institusi pendidikan kedokteran di Indonesia.
"Dengan demikian, peran pasien standar menjadi konsisten dan seragam dalam setiap ujian OSCE," ucapnya.
Meningkatkan Realisme Ujian OSCE, dengan pelatihan ini, PPS dapat melatih pasien standar sehingga memerankan kondisi klinis dengan lebih realistis, baik dari segi perilaku, gejala, maupun respon klinis. Hal ini membantu menciptakan lingkungan ujian yang lebih dekat dengan situasi klinis nyata, yang sangat penting dalam evaluasi keterampilan mahasiswa.
Penjaminan Mutu OSCE
Pelatihan yang difasilitasi AIPKI memastikan bahwa setiap pelatih pasien standar memiliki kompetensi yang terverifikasi, yang berujung pada peningkatan mutu pelaksanaan OSCE secara keseluruhan. Hal ini mencakup penjaminan bahwa setiap peran yang dimainkan pasien standar memiliki tingkat kesulitan dan kompleksitas yang sesuai dengan standar evaluasi nasional.
"Pelatihan dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2024, diikuti 15 orang yeng merupakan tutor FK UNIBA dan dokter umum RS. HJ. Bunda Halimah Batam," jelas dr Elvita.
Lalu, ada pelatihan penulisan soal Vignette. Yakni, soal Vignette adalah Soal vignette adalah jenis soal yang menggambarkan skenario atau situasi tertentu, biasanya dalam konteks klinis atau medis, yang dirancang untuk mengevaluasi kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan peserta ujian.
Skenario ini disajikan dalam bentuk narasi singkat yang mencakup informasi tentang kondisi pasien, gejala, hasil pemeriksaan, atau riwayat medis, yang kemudian diikuti dengan pertanyaan yang meminta peserta untuk memberikan diagnosis, rencana tindakan, atau rekomendasi pengobatan.
Pada saat sekarang ini diharapkan seluruh soal ujian di Fakultas Kedokteran menerapkan memakai soal dengan model Vignette. Manfaat pelatihan penulisan soal vignette.
Sementara, Dekan Fakultas Kedokteran Uniba, dr. Facrul Jamal mendorong semua dokter FK untuk ikut partisipasi dalam pelatihan ini selama dua hari.
Acara ini katanya, bukan saja diikuti dari FK Uniba, tapi dari universitas lainnya.
Ia menilai pelatihan sangat penting diadakan karena berperan penting dalam ilmu kedokteran.
"Semoga pelatihan ini memberikan manfaat yang besar bagi dokter-dokter FK maupun universitas lainnya. Karena peran dokter dalam menanggani pasien dalam dunia medis sangat penting," pungkas dr Facrul Jamal. (*)
Redaktur : ZB