International, Batam, Nasional , News, Ekonomi

Forum Serantau YAPEIM: Para Pakar Bahas Masa Depan Keuangan Islam

Riki | Selasa 08 Oct 2024 14:04 WIB | 1016

Pasar
Kawasan Industri
Pengusaha
Investasi


Forum Serantau YAPEIM Bahas Masa Depan Keuangan Islam


Matakepri.com, Putrajaya -- Forum Serantau YAPEIM 2024 (FSY2024) telah diselenggarakan dengan sukses besar, menampilkan lebih dari 60 panelis dan moderator dari Malaysia, Indonesia, Singapura, Brunei, Thailand, Kamboja dan Amerika Kingdom selama acara dua hari pada Selasa-Rabu (1-2/10/2024) lalu di Hotel Putrajaya Marriott, yang dibuka secara resmi oleh Wakil Perdana Menteri YAB Dato’ Sri Haji Fadillah bin Haji Yusof dan forum menarik lebih dari 600 peserta dari berbagai sektor.


Kegiatan ini dengan mengusung tema “Pemberdayaan Perekonomian MADANI Melalui Regional Sinergi”.


Kepala Ekonom Juwai IQI, Shan Saeed, membuka kegiatan paralel yang bertajuk “Menaikkan Langit-Langit dan Dasar: Keuangan Islam, Fintech dan Dampaknya terhadap Ekonomi”.


Menurutnya, dengan analisis makroekonomi yang menyoroti Malaysia posisi yang menguntungkan di pasar global, sambil menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif untuk inklusi keuangan. 


Ia menyoroti pentingnya memanfaatkan peluang investasi asing dan inovasi sebagai langkah penting menuju pemberdayaan perekonomian madani melalui sinergi regional.


Saeed juga memproyeksikan potensi nilai tukar RM3,5 terhadap USD, yang menggambarkan caranya kemitraan ekonomi strategis dapat mendukung dan meningkatkan pertumbuhan Malaysia inklusi keuangan di seluruh wilayah. 


Di tempat sama, Eqhwan Mokhzanee, CEO AmBank Islamic, yang menyajikan bukti kuat tentang Malaysia kemajuan luar biasa dalam meningkatkan akses keuangan bagi semua.


Eqhwan menyampaikan, peran penting keuangan Bank Negara Malaysia (BNM). 


Lanjutnya, peta jalan inklusi, yang berfungsi sebagai kerangka strategis yang memandu bangsa menuju lanskap keuangan yang lebih inklusif. 


Ia menyoroti inisiatif transformatif seperti program iTekad, yang dirancang khusus untuk itu memberdayakan usaha mikro dengan menyediakan solusi keuangan yang disesuaikan dan sumber daya.


“Dengan melengkapi bisnis-bisnis ini dengan alat-alat yang diperlukan dan dukungan, kami tidak hanya menumbuhkan kewirausahaan tetapi juga menggerakkan perekonomian ketahanan dan pengembangan masyarakat,” tegasnya. 


Lebih lanjut ia menjelaskan, wawasannya tergambar bagaimana program-program tersebut sangat penting dalam menjembatani kesenjangan dalam akses keuangan, pada akhirnya berkontribusi pada perekonomian yang lebih adil di mana setiap individu dapat mempunyai peluang untuk berkembang.


Sementara itu, salah Satu Pendiri dan Direktur Pelaksana Grup Ethis Group, Umar Munshi menekankan pentingnya kolaborasi antara bank, fintech, dan pemangku kepentingan lainnya untuk membentuk ekosistem keuangan inklusif.


“Dengan bekerja bersama-sama, kita dapat memanfaatkan kekuatan satu sama lain dan menciptakan yang komprehensif solusi yang menjawab kebutuhan komunitas tertentu,” katanya. 


Umar menguraikan potensi kemitraan yang sinergis, dengan menyebutkan kapan entitas yang beragam menyatukan keahlian dan sumber daya mereka, mereka dapat berkembang produk inovatif yang melayani populasi yang kurang terlayani. 


“Ini tidak adil tentang persaingan; ini tentang menciptakan pendekatan holistik yang bermanfaat seluruh masyarakat,” tegasnya.


Visinya melukiskan gambaran yang berkembang lanskap keuangan di mana kolaborasi memberdayakan individu dan bisnis sama, memupuk rasa tanggung jawab bersama dan pertumbuhan bersama dalam perjalanan menuju kemakmuran ekonomi. Panel juga menyelidiki peran penting mitigasi risiko dan keuangan literasi dalam memberdayakan individu dan dunia usaha. 


Umar menyoroti hal itu meningkatkan literasi keuangan tidak hanya bermanfaat.


"ini merupakan hal mendasar untuk memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat dan membina ketahanan ekonomi," ucapnya. 


"Kapan individu memahami konsep dan produk keuangan, mereka lebih baik diperlengkapi untuk menavigasi ketidakpastian dan membuat pilihan yang berdampak positif kehidupan dan bisnis mereka,” jelasnya. 


Umar menekankan hal itu secara finansial populasi yang melek huruf dapat memitigasi risiko dengan lebih efektif dan mengurangi kerentanan selama krisis ekonomi. 


"Dengan berinvestasi pada pendidikan dan sumber daya itu meningkatkan pemahaman keuangan, kita dapat menumbuhkan komunitas yang tidak hanya tumbuh subur dalam stabilitas namun juga berinovasi pada saat menghadapi tantangan. Pendekatan ini adalah penting untuk menciptakan landasan ekonomi yang kuat bagi setiap peserta merasa diberdayakan dan mampu berkontribusi terhadap perekonomian yang lebih luas," tambah Umar. 


Ketua Waafi Bank dan Pendiri MindSpring, Dr. Mohamed Ashraf bin Mohamed Iqbal mengatakan, optimist terhadap masa depan perekonomian Malaysia. Para panelis secara kolektif mengakui potensi besar keuangan Islam dan fintech sebagai pendorong kuat pertumbuhan berkelanjutan. 


Ia menekankan bahwa sektor-sektor ini adalah tidak hanya siap untuk meningkatkan inklusi keuangan tetapi juga untuk meningkatkan inklusi keuangan Malaysia posisi sebagai pemimpin dalam lanskap ekonomi global. 


“Dalam konteks Komitmen Malaysia yang tak tergoyahkan terhadap inklusivitas, kami punya keunikan peluang untuk memanfaatkan solusi keuangan inovatif ini untuk memberdayakan komunitas yang kurang terlayani,” tutup Dr. Ashraf. (*) 


Redaktur : ZB



Share on Social Media