Batam, News, Kesehatan

Tiga Asosiasi Gelar Seminar Dampak Bahaya Bahan Kimia Bagi Karyawan Industri

| Senin 24 Feb 2020 15:19 WIB | 2525

Organisasi Jurnalis


Para pembicara, Panitia dan tamu undangn seminar K3 yang berlokasi di Aula FIKes Ibnu Sina Batam.


MATAKEPRI.COM BATAM -- Mengingat banyaknya penggunaan bahan kimia disetiap perindustrian yang sangat rentan terpapar kepada para karyawannya, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas Ibnu Sina, Ikatan Dokter Kesehatan Kerja (IDKI) dan Asosiasi Ahli Kesehatan Keselamatan Kerja (A2k3) menggelar seminar Kesehatan kerja, yang bertema dampak bahaya bahan kimia pada Sabtu (22/2) yang berlokasi di Aula FIKes Universitas Ibnu Sina Batam.


Pada kesempatan kali ini, Mila Tejamaya, seorang dosen UI di departemen keselamatan dan kesehatan Kerja, fakultas kesehatan Masyarakat dalam audiensinya menyampaikan pemaparan definisi bahaya bahan kimia tersebut kepada 250 lebih tamu undangan yang hadir.


Untuk saat ini, PBB telah mengatur ada tiga potensi bahaya bahan kimia, diantaranya pada Fisik, kesehatan dan Lingkungan.


Kali ini Mila Memfokuskan pada bagaimana mengelola bahan kimia di tempat kerja, yang pada umumnya.


Yang menjadi tahapan awal adalah bagaimana para karyawan harus bisa melakukan engineering control, untuk mengendalikan proses operasi agar para pekerja tidak terpapar oleh bahan kimia berbahaya.


Mila Tejamaya dosen UI di departemen keselamatan dan kesehatan Kerja, fakultas kesehatan Masyarakat, yang juga menjabat sebagai presiden Indonesian Industrial Hygiene Association (IIHA). (Dok. Panitia untuk Matakepri.com)


Dan bila memungkinkan, bisa mengganti bahan kimia berbahaya dengan bahan kimia yang lebih aman.


Setelah itu baru penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada setiap karyawan.


"APD harus menjadi langkah terakhir dalam melakukan penanganan terhadap kesehatan para pekerja, setelah melakukan beberapa tahapan awal," ucap Mila Tejamaya, Sabtu (22/2).


Mila yang juga masih menjabat sebagai presiden Indonesian Industrial Hygiene Association (IIHA), menjelaskan Pendekatan Hygiene Industry (HI) adalah ilmu, seni, teknologi dan konfirmasi dalam mengantisipasi, rekognisi, evaluasi, dan pengendalian berbagai macam bahaya (stressor) yang ada dan muncul di tempat kerja, dan bisa meningkatkan kesehatan dari pekerjaan dan komunitas yang ada di sekitar tempat kerja.


"Karena para karyawan adalah kelompok masyarakat yang sangat rentan terpapar dampak berbahaya bahan kimia tersebut. Seperti para pekerja di industri textile yang berada dilokasi pencelupan atau pengecatan," ungkapnya.


Turut hadir juga Dr. Sudi Astono yang merupakan perwakilan Binswasnaker, yang memaparkan pentingnya kesadaran penerapan K3 disemua jenis bidang pekerjaan.


"Ada banyak resiko kerja itu, seperti faktor fisik, Kimia, elgonimi, geologi, psikologi," ucap Sudi Astono, Sabtu (22/2).


Dr. Sudi Astono yang merupakan perwakilan Binswasnaker. (Dok. Panitia untuk MataKepri.com)


Sudi juga mengatakan untuk bisa mengatasi hal tersebut secara maksimal, harus bisa melakukan program k3 secara komprehensif,  dan tidak hanya aspek safety dalam bekerja saja.


"Kesehatan kerja juga harus, dari medikal chek-up sehingga bisa bisa mengindentifikasi, apabila ada penyakit yang terjangkit, apakah akibat bekerja atau bukan. Apabila akbiat bekerja maka kompensasi dan seluruh biaya akan dibayarkan BPJS ketenagakerjaan, sama seperti kecelakaan kerja," paparnya.


Hal ini memiliki manfaat lebih besar, jika dibandingkan dengan tidak pernah melakukan chek, sehingga pergi berobat sendiri, dan pakai uang sendiri.


"Apabila sampai terkena cacat, maka tidak akan ada kompensasi yang diterima. Jadi kita harus lebih memperhatikan hal tersebut, terlebih saat ini Undang-undang telah mewajibkan para karyawan menerimanya lima program jaminan sosial seperti kesehatan, kecelakaan kerja, kematian, hari tua dan pensiun," Tandasnya.


Kedua pembicara dan ketua Panitia, Krismadies. (Dok. panitia untuk MataKepri.com)


Sementara itu, Krismadies selaku ketua panitia mengatakan tujuan dari seminar tersebut digelar, untuk meningkatkan kepedulian pihak perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk pekerja agar dapat meningkatkan kesehatan serta mencegah timbulnya penyakit akibat kerja.


"Kegiatan ini juga untuk memeriahkan bulan K3, dan ini adalah kegiatan perdana yang kami lakukan, dengan mengajak 2 asosiasi lainnya," ucap Krismadies.


"Kami juga merencanakan akan mengadakan kegiatan serupa pada tahun selanjutnya, untuk bisa memaksimalkan pemahaman bahaya bahan kimia," tegasnya. (AM)



Share on Social Media