Batam, News, Kepri

Pelaksanaan PHRI Fest Berakhir 20 November 2022

Egi | Minggu 20 Nov 2022 09:31 WIB | 407

PHRI Kepri



MATAKEPRI.COM BATAM -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Fest di Harbourbay yang resmi dibuka pada Kamis (17/11/2022) lalu akan berlangsung hingga Minggu 20 November. 


Sebelumnya, pembukaan event ini ditandai dengan pemukulan tabuh oleh tamu undangan. Diantaranya, Sekda Kepri, Adi Prihantara, Asisten II Pemprov Kepri, Luki Zaiman Prawira, Ketua PHRI Kepri, Jimmy Ho, Ketua Umum Kormi, Hayono Isman, dan Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata, Ketua Koni Kepri, User RS, serta anggota DPRD Kepri.


Sekda Kepri, Adi Prihantara memberikan apresiasi kepada PHRI Kepri yang sudah menggelar event ini. PHRI Fest ini dinilai dapat membangun sektor pariwisata Kepri, khususnya Batam.


"Selama pandemi ini, hampir tidak ada event yang membangkitkan sektor pariwisata. Dengan PHRI Fest ini diharapkan dapat membangkitkannya lagi," ujar Adi.


Adi menambahkan untuk membangun sektor pariwisata ini dibutuhkan kerjasama dari seluruh pihak. Sehingga pertumbuhan ekonomi Kepri semakin membaik.


"Dengan bangkitnya Kepri nanti bisa menjadi bagian penopang ekonomi nasional," katanya.


Sementata Ketua PHRI Kepri, Jimmy Ho mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk dukungan untuk mendorong kemajuan sektor wisata di Batam. "Ini agenda pertama kita. Diharapkan event ini bisa berkelanjutan," katanya.


Event ini diisi dengan pameran budaya oleh anak sekolah, dan nikah massal. Kemudian kuliner yang tersedia di 120 stand yang menghadirkan berbagai masakan khas masyarakat Melayu. 


Serta event utama fun bike yang diikuti 500 orang peserta, dan funbike 1000 orang peserta.


"Melalui masakan khas melayu ini nantinya bisa menarik wisatawan dari negera tetangga, Malaysia dan Singapura," katanya.


Khusus event parade nikah massal diikuti 17 pasangan. Event ini merupakan persembahan DPD Asosiasi Karnaval Indonesia (AKARI) Kepri Paguyuban Saraswati Wanitotomo Punggowo, serta Asosiasi Kecantikan & Perias Pengantin di Batam.


"Untuk nikah massal ada ribuan yang mendaftar. Tapi karena yang mendaftar banyak masalah dokumen, sehingga yang dinikahkan jadi 17 pasangan," tutup Jimmy. (Egi



Share on Social Media