Pariwisata
| Rabu 22 Mar 2017 13:32 WIB | 3202
MATAKEPRI.COM, Semarang - Sebuah masjid di Semarang tengah menjadi buah bibir. Bentuknya sungguh unik, mirip seperti kapal kayu!
Sebuah
tempat di tengah hutan dan sawah di Kota Semarang, Jawa Tengah membuat
banyak traveler penasaran. Kenapa? Karena di lokasi yang tepatnya berada
di Desa Dadakan, Kecamatan Ngaliyan itu terdapat 'bahtera Nabi Nuh'.
Kapal
berukuran besar yang dibangun jauh dari pusat kota itu tentu membuat
heboh ketika fotonya tersebar di dunia maya. Tapi tentu saja bukan kapal
sungguhan, melainkan bangunan masjid yang dibuat seperti kapal lengkap
dengan dek bahkan kolam kecil yang mengelilinginya seolah sedang
mengapung.
Bangunan itu dikenal masyarakat dengan Masjid Kapal
atau Masjid Safinatun Najah. Pertama kali melihat, kesan pertamanya
yaitu unik dan instagramable. Itulah yang dipikirkan sejumlah pengunjung
yang langsung selfie dengan masjid yang masih dalam proses pembangunan
itu.
Dibangun di atas tanah seluas 4.000 m2, masjid milik yayasan Safinatun
Najaat, Pekalongan itu menyerupai kapal kayu karena temboknya dilukis
manual dengan tekstur kayu. Di atas dek kapal kayu ada bangunan bercat
putih.
Sebenarnya bangunan terdiri dari 3 lantai. Lantai pertama
untuk aula, tempat wudu, dan toilet, kemudian lantai 2 merupakan masjid
tempat salat, sedangkan lantai 3 rencananya untuk perpustakaan. Di
bagian rooftop-nya ada kubah berwarna hijau. Dari dek dan rooftop,
traveler bisa melihat pemandangan sawah dan hutan yang membentang.
Akses
menuju 'bahtera Nabi Nu' itu memang cukup jauh namum mudah dicapai.
Dari Bandara Internasional Ahmad Yani, jalan melewati Pantura ke arah
Barat dan berbelok di pasar Jrakah menuju Ngaliyan.
Kemudian
berbelok ke kanan tepat sebelum Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 A
Semarang Kedungpane. Cukup menelusuri jalan sekitar 10 km dan jika
mentok bertemu pertigaan, belok kiri menuju Jalan Kyai Padak. Jika
bingung, bisa buka Google Maps dengan kata kunci 'Masjid Kapal Semarang'
atau 'Masjid As Safinatun Najah'.
Pengawas bangunan, Muhammad Munawar mengatakan bentuk bangunan seperti
kapal karena menyesuaikan dengan nama yayasan yaitu Safinatun Najah yang
merupakan kapal penyelamat. Hasil perundingan pihak yayasan pun setuju
desain dibuat berbentuk kapal dan dibangun di kawasan tersebut karena
harga tanah cukup murah.
"Mulai dibangun bulan Agustus 2015. Di
sini karena harga tanah masih murah. Tapi dengan adanya Masjid ini harga
tanah ikut naik," kata Munawar seperti yang dimuat di detikTravel, Selasa
(21/3/2017).
Fasilitas klinik dan asrama
Selain gedung unik,
nantinya akan ada fasilitas klinik dan asrama untuk santriwati di
bangunan yang berbeda. Rencananya klinik boleh dimanfaatkan warga
sekitar gratis. Pihak yayasan juga ingin bekerjasama dengan Pemerintah
Kota Semarang agar penanganan medis di klinik bisa maksimal.
"Klinik
akan digunakan untuk membantu kesehatan masyarakat Padakan dan
sekitarnya. Pondok putrinya juga akan gratis, diutamakan warga sini
dulu," pungkas Munawar.
"Lantai pertama bisa untuk gedung
pertemuan, kalau ada warga mau acara khataman, sunatan massal, atau
pernikahan, bisa gunakan aula," imbuhnya.