Batam, News

MenLHK Hadiri Kegiatan HKAN 2019 Di TWA Mukakuning

Juliadi | Rabu 07 Aug 2019 17:22 WIB | 4108

Lingkungan Hidup
Menteri/Wamen


MenLHK DR. Ir. Siti Nurbaya Bakar., M.Sc berikan kata sambutan (Foto : Adi)


MATAKEPRI.COM, Batam - Selain Ibu Negara Hj. Iriana Jokowi dan istri Wakil Presiden (Wapres) RI Hj. Mufidah Jusuf Kalla, yang hadir dalam kegiatan Hari konservasi Alam Nasional (HKAN) 2019, juga di hadiri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (MenLHK) Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc, Rabu (7/8/2019).


Siti, mengatakan dalam sambutan bahwa kegiatan ini di laksanakan selama tiga hari dan peringatan HKAN 2019 kali ini di gelar di Kota Batam bertempat di taman TWA Mukakuning.


Menurutnya kepedulian terhadap konservasi sekarang sudah harus menjadi kepedulian umum, bukan hanya kepedulian orang atau bukan hanya kepedulian orang itu membuat titik belok yang penting urusan-urusan konservasi sekarang menjadi bagian dari kepedulian masyarakat bangsa ini.


"saya dan kita semua, saya yakin bergembira karena ibu negara juga sudah begitu peduli dan mengajak seluruh jajaran dan masyarakat peduli terhadap mangrove yang dinilai ternyata bisa memberikan kesejahteraan kepada rakyat, "ujar Siti.


Baca juga :

Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Telah Hadir Di Lokasi Penanaman Mangrove

BREAKINGNEWS!!! Penjaga Ketat Menunggu Kedatangan Rombongan Ibu Negara Di TWA Mukakuning

Ibu Negara Berkunjung Ke TWA Dalam Rangka HKAN 2019


Ia juga menekankan bahwa konservasi sudah menjadi bagian dari perhatian publik, dari kepedulian publik dan menjadi bagian dari usaha untuk bisa masyarakat akses kepada kesejahteraan masyarakat.


Lanjutnya untuk menjadi wisata alam ataupun pertumbuhan ekonomi daerah ia minta seluruh jajaran konservasi untuk menyesuaikan diri dan berikan informasi yang sebaik-baiknya bersama pemerintah daerah, bersama Kementerian.


Menurutnya prinsip konservasi itu ada tiga, penopang kehidupan kemudian keanekaragaman hayati dan pemanfaatan secara Lestari.


Ia menjelaskan bahwa kawasan hutan ada 54% dan 46% itu di luar kawasan hutan, Dikatakannya persoalannya mangrove di masing-masing daerah cukup rumit. Karena Kayu di hutan dijadiin arang kayu.


"kita harus bantu selesaikan caranya mungkin dengan koridor, banyak hal yang harus kita bantu untuk daerah menyelesaikan masalahnya dan untuk membantu bangsa ini. Mungkin kita bisa mulai konsep di kota Batam, "ungkap Siti.


Dikatakan Siti, untuk itu perlu aksi yang nyata dari semua pihak dari baik pemerintah swasta, elemen masyarakat LSM aktivis mitra kerja. (Adi) 



Share on Social Media