News
| Kamis 13 Apr 2017 08:21 WIB | 4160
Salah satu jenis ular sanca
MATAKEPRI.COM, Jakarta - Ketika satuan polisi Australia menggerebek
laboratorium pembuatan narkoba crystal meth beberapa bulan lalu, mereka
menduga akan mendapat banyak barang bukti. Namun di antara barang bukti
tersebut ternyata ada temuan mengejutkan yaitu seekor ular sanca
sepanjang dua meter.
Ulat tersebut menunjukkan tanda-tanda
mengalami adiksi. Perilakunya sangat agresif dan diduga terpapar lewat
asap dan partikel narkoba halus selama tinggal di dalam laboratorium.
Akhirnya
petugas pun membawa ular sanca tersebut untuk menjalani rehabilitasi di
Penjara Sydney. Sang ular dirawat oleh 14 napi yang juga sedang
menjalani masa hukuman dan mengabdi dalam proyek margasatwa.
Â
Penanggung
jawab penjara Ivan Calder mengatakan proyek margasatwa di tempatnya
sudah berjalan lebih dari 20 tahun. Dengan merehabilitasi ular maka ada
dua manfaat yang diperoleh, untuk sang hewan kesehatan fisiknya bisa
dikembalikan normal sementara untuk napi hal tersebut bagus untuk
kesehatan mentalnya.
"Apa yang kami lihat dari para napi di bawah
pengawasan kami adalah dengan menjaga binatang hati mereka bisa lebih
lunak dan membuatnya merasa manusiawi," kata Ivan seperti dikutip dari BBC, Kamis (13/4/2017).
"Memberikan
kesempatan napi untuk merawat dan bertanggung jawab terhadap hewan
adalah bentuk rehabilitasi besar agar mereka bisa berubah," lanjut Ivan.
Sang
ular sendiri setelah dirawat selama tujuh bulan kondisinya sudah
normal. Ia akan dititipkan kepada pemilik baru begitu sidang kasus
temuan narkoba selesai.
Menurut salah satu petugas polisi,
beberapa kriminal diketahui umum menggunakan hewan seperti ular untuk
melindungi tempat persembunyiannya. (***)